Rabu, 17 Maret 2010

Berebut Kekuasaan Di Cianjur, Suhu Politik Lokal Mulai Memanas

Suhu politik tingkat lokal di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tampaknya mulai memanas seiring kian mendekatnya pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) setempat. Ini terutama terjadi karena ada beberapa pejabat Pemkab Cianjur, di samping incumbent, disebut-sebut akan maju sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati (balonbup/wabup) pada pemilukada mendatang.

Pejabat-pejabat itu antara lain Sekda Cianjur Dr.H.Maskana Sumitra,M.Si, Asda IV Drs.H.Dudun Abdullah,MSQ dan Asda II Drs.H.Deny Sumitra. Sementara incumbent, bupati Drs.H.Tjetjep Muchtar Soleh,MM, dan wakil bupati Dr.H.Dadang Supianto,MM, dipastikan akan kembali maju. Hanya saja apakah mereka akan kembali berpasangan atau masing-masing maju sendiri, saat ini belum jelas.


Memang kalau melihat adanya penandatangan koalisi antara Partai Demokrat dan PPP sekitar dua pekan lalu, kalangan awam bisa langsung menebak bahwa Tjetjep Muchtar Soleh akan bercerai dengan Dadang Supianto. Sebab dalam koalisi itu jelas disebutkan Partai Demokrat pada pemilukada nanti akan mengusung Tjetjep sebagai calon bupati, dan PPP akan mengusung KH.Chumaidi Dimyati (Ketua DPC PPP Cianjur) sebagai cawabunya.

Tapi koalisi Partai Demokrat dan PPP itu sendiri banyak disebut sebagai premature. Karena kedua partai itu dianggap menyalahi aturan main yang diatur partanya sendiri. Partai Demokrat misalnya, dalam penentuan calon kepala daerah harus lebih dulu membentuk Tim Sembilan, karena memang tim itulah yang akan menyeleksi calon yang akan diusung partai. Yang terjadi pekan lalu, Tim Sembilan belum dibentuk.

Lebih unik lagi apa yang terjadi di PPP. Di satu sisi partai membuka penjaringan balonbup/wabup yang akan mereka usung pada pemilukada, yang menurut KPUD setempat pemungutan suaranya dijadwalkan pada Januari 2011. Tapi di sisi lain, pengurus partai telah menandatangani koali dengan Partai Demokrat. Awam pun bertanya, buat apa ada penjaringan lagi kalau partai sudah punya calon tetap?

Karena itulah koalisi Partai Demokrat dan PPP diperkirakan banyak orang akan putus di tengah jalan. Apalagi saat ini beredar santer sas-sus yang menyebutkan, Tjetjep sebetulnya akan kembali berpasangan dengan Dadang Supianto untuk mempertahankan kekuasaan periode keduanya.

Di luar birokrasi, balonbup/wabup yang cukup mengkhawatirkan pesaingnya dari kalangan birokrat, disebut-sebut antara lain Prof.Dr.H.Bubung Muchtar Hermawan (mantan kepala kanwil pajak di Jakarta yang juga dosen di sejumlah perguruan tinggi), Drs.H.Hidayat Makbul,M.Si (mantan pejabat Pemkab Cianjur), Drs.H.Ade Barkah Surachman (Wakil Ketua DPRD Cianjur yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Cianjur), Drs.H.Kusnadi Sundjaya (mantan pejabat Pemkab Cianjur) dan Rudi Yacob (dosen UNPI Cianjur). Mereka dianggap banyak pihak cukup layak untuk menjadi pemegang kekuasaan di Cianjur periode 2011-2016.

Yang sangat menarik, tentu saja, kehadiran Bubung Muchtar Hermawan. Dia adalah penyokong utama Tjetjep Muchtar Soleh saat mengikuti pilkada sebelumnya hingga berhasil menduduki kursi pendopo Cianjur. Karena Bubung tak lain adalah kakaknya Tjetjep Muchtar Soleh. Tapi sekarang Sang Kakak akan terjun sendiri ke medan perebutan kekuasaan di Cianjur.

Bahkan dia sudah sejak jauh hari mendeklarasikan dirinya sebagai balonbup Cianjur dan sangat rajin bertatap-muka dengan masyarakat serta banyak pula membantu dan memberikan sumbangan bagi pembangunan sarana keagamaan seperti masjid, madrasah dan pondok pesantren.

Bubung awalnya akan mengikuti pemilukada melalui jalur independen, dan untuk itu khabarnya dia telah mengumpulkan lebih dari seratus ribu tanda-tangan warga Cianjur sebagai bukti dukungannya. Tapi belakangan Bubung dikhabarkan telah mengambil formulir penjaringan balonbup/wabup di Sekretariat DPC PPP setempat. Sehingga ada dugaan Bubung pun akan menggunakan perahu partai untuk menduduki kursi bupati yang kini masih diduduki Sang Adik.

Andai kakak-beradik itu lolos hingga ke putaran penetapan calon bupati/wakil bupati oleh KPUD Cianjur, yang dijadwalkan Desember nanti, maka pemilihan kepala daerah langsung untuk kedua kalinya itu diperkirakan akan menjadi ajang persaingan antarkeluarga. Dan itu sah-sah saja.

Sekarang memang belum bisa dipastikan siapa saja di antara balonbup/wabup yang nama-namanya disebutkan di atas, akan mulus memasuki tahapan-tahapan pemilukada sebagaimana ditentukan KPUD Cianjur. Sebab boleh jadi, di luar mereka, akan muncul nama-nama baru. Tergantung selera partai, dan tergantung dari banyaknya dukungan formal untuk balonbup/wabup yang memilih jalur independen.

Namun perkiraan bahwa pemilukada Cianjur kali ini akan lebih ramai ketimbang pesta demokrasi serupa lima tahun sebelumnya, agaknya akan mendekati kenyataan. Malah KPUD sendiri, seperti dikatakan ketuanya, Unang Margana,SH, memperkirakan pemilukada akan diikuti tujuh pasangan calonbup/wabup.

Tujuh! Bayangkan, Tujuh Pasangan! Betapa akan hirup-pikuknya pesta demokrasi lokal di Cianjur nanti.

2 komentar:

Megan Fox mengatakan...

sumpah, saya harus baca 2 kali untuk ngerti postingan yang ini..tapi keren..

oh ya, yang mau download video artis bokep, KLIK DISINI aja

salam kenal,
Bolehngeblog

Unknown mengatakan...

buat website nya lebih resmi bang. klik www.decoindonesia.com unutk pembuatan website keren dan lebih professional. trims

Posting Komentar